Translate

Minggu, 07 April 2013

KEMBALIKAN UANG KAMI UNTUK PROGRAM PRONA


Indramayu, Pembauran Rakyat-Masyarakat Penerima Sertifikat Tanah dari Program Nasional Agraria ( Prona ) Desa Terisi  Kecamatan Terisi Kabupaten Indramayu menuntut “Kalau memang Program Sertifikat ini Gartis , kami warga yang sudah terlanjur membayar mengharapkan uang itu harus segera dikembalikan, pengembalian uang itu tidak 100% semuanya juga tidak apa-apa, karena kami menyadari untuk memproses sertifikat ini tentu butuh biaya konsumsi dan transportasi petugas”, ujar salah seorang warga desa setempat. Program Prona tersebut memang rawan penyimpangan terutama menyangkut keuangan. Padahal, Program Prona sebenarnya g“Seperti yang kami dapatkan dari hasil investigasi kami di Desa Rajasinga, ternyata ada indikasi kuat adanya penyimpangan yang sangat signifikan menyangkut pembiayaan proses sertifikat masal tersebut", tandas warga yang enggan di sebutkan jatidirinya.

Dinkes Temukan Ribuan Kartu Jamkesmas Tidak Bertuan, RSUD Sumedang Siap Layani Pasien Miskin


Dr.H. Hilman, Dirut RSUD Sumedang
Sumedang, Pemrat-Kesehatan merupakan sesuatu yang  tidak bisa di ukur dengan materi,maka boleh di bilang kesehatan merupakan sesuatu yang “mahal” harganya. Terkait dengan kesehatan pemerintah sudah sejak lama menggulirkan program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas).
 Di Kabubaten Sumedang pemegang kartu jamkesmas jumlahnya mencapai Ribuan. Namun tidak semuanya bertuan alias bodong oleh sebab itu dinas kesehatan sudah melaporkan terkait hal tersebut kepada kementrian, ucap Kepala Dinas Kesehatan Retno Ernawati baru lalu.
Di temui di tempat terpisah direktur RSUD Kabupaten Sumedang H. Hilman mengatakan, memang betul pada akhir Maret 2013 kartu Jamkesmas lama sudah habis masa berlakunya dan akan di ganti dengan kartu jamkesmas yang baru yang berlaku mulai tanggal 1 April 2013.

Penerima Tunjangan Profesional Guru, Masyarakat Harus Ikut Mengawasi


Dede Subarna
Sumedang,Pemrat. Beberapa tahun lalu telah pemerintah telah mencanangkan sertifikasi bagi para pendidik dan hingga kini program tersebut masih bergulir, tujuannya untuk meningkatkan kualitas mutu pendidikan di Indonesia serta meningkatkan kesejahteraan bagi para pendidik kemudian untuk menentukan kelayakan guru sebagai agen pembelajaran,meningkatkan proses dan mutu pendidikan, meningkatkan martabat guru serta meningkatkan profesionalisme. Namun apakah tujuan pemerintah telah terwujud,setelah beberapa tahun telah bergulir dan apakah kesejahteran yang telah di berikan pemerintah kepada para pendidik yang telah di sertifikasi yang berarti para pendidik telah layak di sebut profesional sebagai agen pembelajaran?
Menurut Dede Subarna Kasie Mutendik dinas pendidikan Kabupaten Sumedang baru lalu mengatakan, mau tidak mau para pendidik harus mau danmampu mengikuti program sertifikasi dari pemerintah yang telah di canangkan sekitar tahun 2006 jika ingin di diakui sebagai pendidik yang profesional yang tujuannya membantu pemerintah demi untuk meningkatkan kualitas mutu pendidikan di Indonesia”ungkapnya

Anggaran Pemda Minim, O2SN Comot Duit BOS


Unep Hidayat, Kabid Dikdas
Sumedang, PemRat-Hampir rutin setiap Tahunnya kegiatan Olimpiade Olahraga Siswa (OOSN) di gelar. Termasuk di Kabupaten Sumedang. Namun kegiatan yang mengeluarkan biaya alias harus merogoh kocek yang begitu besar kurang begitu ‘berkualitas’. Besaran uang yang diambil dari Dana Bantuan Oprasional Sekolah (BOS) untuk kegiatanOOSN per-siswanya berfariatif, mulai dari Rp 7.500 hingga 15.000 atau bahkan mungkin lebih. Seperti di akui kepala Sekolah yang namanya enggan di korankan di wilayah Sumedang Selatan yang membenarkan bahwa sekolahnya mengeluarkan dana untuk iuran OOSN sebesa 15 Ribu per-siswa,”ungkapnya.
Ditambahkannya hal itu dilakukan karena minimnya dana bantuan dari Pemerintah Kabupaten Sumedang untuk membiayai kegiatan tersebut. Menurut info yang di himpun koran ini bantuan dana dari Pemerintah Daerah (PEMDA) Sumedang sendiri sekitar 600 Juta. Untuk memenuhi kekurangan biaya kegiatan tersebut ,pihak sekolah mengambil dana dari duit BOS. Ribuan siswa yang bersekolah di kabupaten sumedang harus menanggung biaya bembayaran untuk kegiatan tersebut lewat dana BOS,

Bantuan Sapi di Desa Karedok Diduga Hilang di Kandang, Dinas Peterpan ‘Cucitangan’


Sumedang,PemRat. Lagi lagi bantuan dari pemerintah yang diduga tidak di manfaatkan dengan semaksimal mungkin, oleh oknum kelompok yang mendapatkan bantuan sapi. Di diduga sapi hasil bantuan dari pemerintah tersebut seakan tidak jelas keberlanjutannya bagaikan ditelan bumi. Sekitar Tahun 2008 Desa Karedok Kecamatan Jatigede memperoleh bantuan untuk kelompok, berupa Sapi sebanyak Enam ekor. Namun seiring dengan berjalannya waktu, bantuan dari pemerintah ke kelompok tersebut seolah jalan di tempat alias kurang berkembang dan diduga sebagian sapi ada yang hilang. Menurut sumber koran ini yang namanya enggan di korankan mengatakan bahwa bantuan Enam ekor sapi tersebut beranggotakan sekitar Enam puluh orang, jadi satu sapi untuk Sepuluh orang. “ baheula nu di jadikeun kandang sapi sala sahijina di tempat abdi, ngan ayeuna teuing saha nu ngingu sapi jeung nu ngurusna”,ujarnya.Di tempat terpisah kepala dinas Peternakan dan Perikan (Peterpan) Kabupaten Sumedang Ade Guntara kepada koran ini mengatakan, memang saya akui bahwa bantuan dari pemerintah kepada kelompok terkadang tidak di maksimalkan dengan baik oleh oknum kelompok tersebut, makanya saya meminta bantuan informasi kepada seluruh elemen masyarakat, walau sekecil apapun informasinya terutama terkait kelompok yang telah memperoleh bantuan ternak supaya kami dari pihak dinas bisa langsung terjun ke lokasi, karena masyarakat dalam hal pengawasan lebih leluasa untuk mengawasi, sedangkan dari dinas memang masih terbatas petugasnya,”terangnya

KOPTAN Tebu Desa Marongge Dapat Bantuan Ratusan Juta, Siapa Untung Siapa ‘Buntung’?


Sumedang, Pemrat,- Kehidupan petani pada saat ini masih banyak yang belum begitu beruntung di bandingkan dengan kebanyakan para tengkulak . Keuntungan yang di dapatkan para petani sangat minim atau bahkan kadang mereka mengalami kerugian akibat gagal panen. Hal tersebut di sebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya faktor Sumber daya manusia (SDM) para petani kemudian dalam hal segi pemasaran. Pemerintah saat ini masih belum seutuhnya bisa memberikan solusi serta menfasilitasi persoalan tersebut. Hal tersebut yang kadang membuat para petani bukannya mendapatkan keuntungan dari hasil pertaniannya sesuai dengan harapan melainkan kerugian yang di dapatnya.

Don Hengkang Endang Datang, Masyarakat Tunggu Realisasi Janji Hes-Hade


H. Endang Sukandar
Sumedang, PemRat,- Peraturan yang tidak memperbolehkannya pemimpin seperti Bupati menjabat Tiga priode berturut-turut membuat Bupati Sumedang Don Murdono harus rela hengkang dari ‘kursi’ kebesarannya sebagai seorang Bupati karena  sudah menjabat Dua priode memimpin . Sekitar bulan Juni -Juli 2013 Bupati Sumedang Don Murdono harus hengkang dari kursi jabatan Bupati karena masa jabatannya habis. Pada tanggal 4 Maret 2013 Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumedang menetapkanpasangan H. Endang Sukandar H. Ade Irawan (HES HADE) sebagai pemenang dalam kancah pemilihan kepala daerah yang diselenggarakan pada tanggal 24/2/2013 baru lalu. Mereka mengungguli Tujuh calon Bupati dan Wakil bupati dengan keunggulan mencapai mencapai 37 persen lebih. Dengan demikian pemilukada di Kabupaten Sumedang di laksanakan hanya dalam satu putaran saja.
Melihat hasil keputusan KPU kemenangan pasangan HES- HADE yang mencapai 37 persen lebih, merupakan salahsatu bukti betapa mayoritas penduduk Sumedang  telah mendukung dan memilih serta mempercayakan tampu kepimimpinan Bupati  dan wakil Bupati Sumedang kepada pasangan tersebut sangat tinggi, mengingat ada Tujuh cabub dan wabup yang gugur dan tersingkir dalam kancah pemilukada tersebut. Masyarakat yang melaksanakan hak pilihnya mencapai 78 persen sedang sekitar 22 persennya GOLPUT.

PR Tata Kota Pemkab Sumedang, ‘Tenda Biru’, Noktah Italy of The East’


Sumedang PemRat-Dahulu kawasan kota Sumedang terkenal kota buludru merupakan objek wisata dengan pemandangan yang sangat menarik bahkan memiliki Sumedang “Italy of the East”. Hamparan jalan yang bebas sampah dan berkelok serta rindangnya pohon disisi jalan dengan udara sejuk segar mengundang suasana romantis. Itulah kota Sumedang “tempo doeloe” ibarat gadis belia nan cantik jelita ceria segar penuh pesona dengan daya tarik eksotis, namun kini gadis cantik itu tak mampu mempertahankan kecantikan serta daya tariknya sehingga panorama kota buludru kini tinggal kenangan, saat ini hanya didapati jalan penuh sesak dengan kemacetan, titik titik keindahan kota Sumedang seakan menjadi ajang perebutan arogansi kemakmuran dan peta pergulatan para pendulang uang dan pengais rezeki, menjamurnya “ tenda biru” sepanjang trotoar perlu penertiban yang bijak, haruskah kebutuhan hidup merenjggut kedamaian tanah yang indah ini. Fenomena berjejernya “tenda biru” sepanjang jalan di kabupaten Sumedang adalah lambang pergulatan manusia mencari rezeki guna mempertahankan hidup, namun tak disadari menjadi suatu permasalahan terkai ketertiban dan keindahan serta kenyamanan, bahkan di kawasan pasar Sandang

Subsidi BBM, “Plat Merah” dan “Muka Merah”


Nakal, Plat Merah ngotot antri BBM Bersubsidi
SumedangPemRat-Kebijakan pemerintah terkait subsidi BBM (premium) yang tertuang dalam Peraturan Menteri No 12 tahun 2012 tentang pembatasan BBM serta di tindaklanjuti oleh Peraturan Menteri ESDM No 1 tahun 2013 tentang Larangan penggunaan BBM bersubsidi oleh kendaraan dinas yang telah diberlakukan sejak 1 Februari 2013 masih perlu dikaji kesiapan berbagai pihak. Pemerintah dalam meluncurkan kebijakan tentu memiliki tujuan strtegis, berpihak kepada masyarakat serta regulasi APBN. Namun kebijakan yang memiliki batasan serta kelompok penerima kebijakan perlu di sosialisasikan dengan matang serta berkesinambungan selain menuntut kesadaran masyarakat,

Minggu, 24 Maret 2013

Prahara Ranting Senja Di Kolam Raksasa, Belasan Kades Dan FK OTD Jatigede Bersatu Sepakat Hentikan Jatigede




Bendungan Jatigede, Meski hampir rampung, masih sisakan banyak masalah
Sumedang, PemRat-Prahara menyakitkan sepertinya tak pernah kunjung padam menimpa warga masyarakat Jatigede, bahkan sepertinya terus diselimuti sejuta kabut hitam tebal  menghantui warga masyarakat yang terkena dampak pembangunan Waduk Jatigede semakin menjadi. Pasalnya pembangunan fisik sebentar lagi rampung untuk sebuah Bendungan yang rencananya akan sanggup menampung 3 juta kubik air dan konon merupakan salah satu bendungan terbesar di Asia Tenggara itu, ternyata masih menyisakan persoalan yang luar biasa dari mulai permasalahan tahun 1982-1986, lahan milik masyarakat yang belum diproses dalam Pelepasan Hak, serta yang sudah Pelepasan Hak juga ternyata belum kunjung dibayar.

ANALISA KREDIT TIDAK PROFESIONAL DIDUGA PENYEBAB TERTUNGGAKNYA FASILITAS KREDIT



Kab.Bandung-PemRat - Debt colector dan sita jaminan merupakan hal paling menakutkan bagi debitur yang fasilitas kreditnya dalam kondisi tertunggak namun hal tersebut harus dihadapi sebagai konsekuensi atas apa yang telah diterima serta dinikmatinya.
Bank beranggapan,debitur nakal tidak menepati perjanjian sehingga perlu mengambil tindakan tegas.
Sementara tidak semua peristiwa tertunggaknya fasilitas kredit disebabkan ulah debitur nakal,kadang terjadi karena faktor lain seperti menurunnya usaha debitur,ditimpa musibah atau bahkan bisa disebabkan adanya Konspirasi  di bank itu sendiri dengan maksud untuk menguasai asset debitur sehingga fasilitas kredit diberikan kepada debitur yang secara kafabilitas tidak layak mendapatkanya.
Apabila tim analisis kredit menjunjung profesionalitas dalam menganalisa kelayakan satu permohonan kredit,dipastikan terjadinya resiko kredit dapat dihindari sehingga bank tidak pernah akan menurunkan debt colector apalagi sita jaminan,dipastikan tidak akan pernah terjadi.Apakah Bank Indonesia sebagai pengawas seluruh Bank di seantero negeri ini akan menutup mata dan telinga,membiarkan semua itu terjadi ?!

Senin, 18 Maret 2013

Potret Buram Buruh Negeri Ini



Kabupaten  Bandung-PmRat.-Aksi unjuk rasa kaum buruh di penghujung tahun 2012 lalu dengan agenda tuntutan dihapuskannya outsoursing dan menolak upah murah perlu segera diakomodir oleh Pemerintah dengan cermat,cepat,tepat dan bijak tanpa ada pihak-pihak yang dikorbankan mengingat di dalamnya terdapat 2 kepentingan berbeda.
Buruh berharap mendapat upah maksimal untuk menggapai kehidupan layak sementara pengusaha berusaha menekan biaya produksi agar memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya,2 hal yang kontradiktif dan harus segera dicarikan solusi agar sinergitas diantara keduanya dapat segera terwujud sehingga simbiosis parasitisma dapat dihindari.
Namun ulah PT Sinar Buana EPP sulit dipercaya,salah satu perusahaan rekanan PERTAMINA itu diduga telah membuat daftar fiktip Kepesertaan Jamsostek  buruhnya,kemanakah iuran Jamsotek mereka dari hasil pemotongan upah dan tunjangan perusahaan?!

Lelang Jabatan Di Sumedang, Penawar Tertinggi Jadi Pemenang


Sumedang, PemRat-  Lelang biasanya biasanya lebih indentik dengan barang. Salah satu maksud dan tujuanya ialah  untuk memperoleh harga yang  tinggi juga fantastis. Namun di zaman yang semakin modern sekarang ini, bukan hanya barang yang bisa dilelang tapi Jabatan bisa juga di lelang, seperti yang terjadi di kabupaten Sumedang. Siapa yang berminat?
Beberapa waktu lalu mungkin  kita sempat mendengar ketika Jokowi Gubernur DKI Jakarta menyatakan akan melelang jabatan Camat dan Lurah. Tapi tidak semua PNS bisa mengikuti lelang Camat dan lurah. Ada beberapa kriteria yang harus  di penuhi untuk bisa mengikuti lelang tersebut seperti memiliki mental kepribadian yang baik, sehat jasmani dan rohani serta memiliki nilai penunjang akademik kemudian mengutarakan program-program yang akan dilaksanakan. Nah, di  Kabupaten Sumedang juga tidak kalah serunya dengan DKI Jakarta terkait tentang lelang jabatan. Namun sangat di sayangkan lelang jabatan di kota tahu sepi peminat. Padahal kriteria yang di syaratkan panitia tidaklah sesulit dan serumit seperti  yang di sebutkan tadi.

Program Pemerintah hanya untuk kalangan terdekat, Lintah Darat Berkedok Koperasi Hisap Darah Rakyat


Sumedang, PemRat-Lintah darat alias renternir  yang berkedok koprasi simpan pinjam  dengan bunga mencapai 30% (bunga-berbunga) makin  merajalela ‘mehisap darah rakyat’ .Operasinalisasi berkedok koperasi tersebut diiming imingi kemudahan pinjaman uang dengan dalih modal usaha namun pada akhirnya menciptakan bencana tak berkesudahan . Hal tersebut harusnya menjadi perhatian semua fihak, terutama pemerintah yang menjadi sandaran masyarakat terkait kebijakan ekonomi dan regulasi perbankan. Banyak yang telah menjadi korban  keganasan lintah darat di Kabupaten Sumedang .  Seperti kejadian hingga gantung diri di daerah Cicelot kecamatan Cimalaka akibat beban yang ditanggung karena terus dikejar debt collector kasus lainnya penyegelan rumah oleh pihak renternir akibat tak mampu bayar meski jaminan rumah tersebut jelas tidak berimbang dari besar pinjamannya sehingga lebih terkesan perampasan  hingga tidak sedikit  timbulnya perceraian di rumah tangga akibat disharmonisasi merupakan hal yang biasa.

Selasa, 05 Maret 2013

BKD Sumedang Lelet Tangani Karis Karsu !


Sumedang,PemRat-Kartu Istri (Karis) dan Kartu Suami (Karsu) merupakan kartu istri dan kartu suami Pegawai Negri Sipil (PNS) dalam arti pemegangnya adalah suami atau istri yang sah.Namun apabila suami istri bercerai maka karis karsu tidak berlaku lagi, tapi apabila rujuk kembali maka karis karsu berlaku kembali.
Kemudian kegunaannya karis karsu apabila pensiun, baik istri maupun suami yang sah yang ada karis karsunya, yang berhak mengambil pensiun. Dinilai dari kacamata orang yang masih waras otaknya betapa pentingnya karis karsu tesebut. Namun apa jadinya kalau instansi yang mengurusi karis karsu seperti Badan kepegawaian Daerah (BKD)lelet alias lamban. Yang lebih memprihatinkan lagi  apabila instansi terkait menganak tirikan atau tidak memprioritaskan hal tersebut. Lalu yang menjadi pertanyaan banyak pihak, apakah mereka bekerja dengan sepenuh hati, mengabdi kepada masyarakat yang telah menggaji mereka?

Penyelesaian OTD Jati Gede, DPRD Kab. Sumedang 'MANDUL”



Aksi Unjuk Rasa OTD Jatigede beberapa waktu lalu
Sumedang, PemRat-Tuntutan penyelesaian ganti rugi bagi masyarakat yang terkena dampak (OTD) Jati Gede, yang digelar rapat di gedung DPRD sumedang yang diwakili dari 32 desa sekacamatan Darmaraja sumedang. yang diketuai oleh ketua DPRD sumedang. Yaya Widaraya S.Sos. dan wakil ketua Ir. Edi askari,Msi. Masih belum ada keputusan yang pasti alias Mandul. Jumat. (15/2). Dalam rapat tersebut ketua DPRD sumedang Yaya Widaraya S.Sos. setelah rapat pimpinan DPRD Sumedang mengatakan.”karena sudah menjadi wewenangDPRD Sumedang, dan tidak mau memberikan harapan-harapan yang tidak pasti terhadap masyarakatdan untuk masalah teknis Wewenang eksekutif ucapnya.”.

Selasa, 12 Februari 2013

Pencapaian Target ‘Dayeuh Luhur’ Lamban


Sumedang,PemRat-Kelengkapan kebutuhan sarana dan prasarana oprasional kantor kecamatan dalam standar minimal dari kepatutan perjalanan pemerintahan, dimana kecamatan adalah pusat pemerintahan dari desa-desa penyokongnya. Artinya jangan sampai terjadi kualitas daya dukung kecamatan tidak lebih baik dari desa. Sementara teriakan dan pengajuan terus dilakukan, namun realisasi tak kunjung tiba, tak ayal lagi hal ini akan membuat masyarakat bosan dan putus asa, sehingga dari semangat besar yang timbul justru rasa ketidak percayaan yang timbul akibat kurang cepat tanggapnya pemerintah.
Kecamatan ganeas sudah berdiri sejak beberapa tahun kebelakang, namun hingga saat ini alun-alun kecamatan sebagai sarana pelengkap dasar pemerintah belum punya, dimana biasanya diruang inilah event-event kegiatan terutama yang melibatkan masyarakat, mulai dari kegiatan upacara hingga pentas seni dilakukan disini, mulai dari bisnis dan hiburan terjadi diarea ini, dan dialun-alun juga biasanya menjadi simbul atau ciri dari kecamatan dan desa-desa penyokongnya, dan hampir bisa dipastikan antara kecamatan-kecamatan yang ada selalu berbeda bentuk budaya atau kebiasaan masyarakatnya.

Tragedi Waduk Jatigede, BARA API DIAMBANG BATAS AKHIR


Sumedang, PemRat-Sebagian besar masyarakat Indonesia saat ini mulai dihinggapi mosi tidak percaya dan meragukan pada kinerja pemerintah. Mosi ini lahir berangkat dengan berulang kali masyarakat merasa dibodohi oleh janji-janji politik yang diumbar para politisi dan buruknya kinerja pemerintah. Sehingga suara suara sumbang selalu terdengar apabila rencana disosialisasikan, ironis. Tak ayal lagi kadang terjadi perlawanan dan lontaran-lontaran pernyataan pedas dari rakyat pada siapapun wakil pemerintah yang ada didepan, juga pada wakil rakyat, apalagi pada mereka yang biasa mencla mencle alias plinplan dan tidak konsekuen pada komitment, menyedihkan, mau jadi apa Negara ini, kalau rakyat terus disakiti.

Tragisnya Nasib “Sobari” Meregang nyawa di Tambang Pasir


Majalengka, PemRat-Sabtu, 02 Februari 2013. Sekitar pukul 16.30 WIB Penambang pasir Sobari bin Hada (42) asal Blok Sabtu RT 06 RW 02 Desa Panyingkiran Kecamatan Jatitujuh Kabupaten Majalengka. Sobari bekerja dengan ke tiga rekannya menyedot pasir dengan perahu ponton di Sungai Cimanuk Blok Kuda Mati Desa Sukawana Kecamatan Kertajati Kabupaten Majalengka.
Korban yang berada di belakang perahu ponton yang sedang menyedot pasir tiba-tiba terpeleset dan tenggelam, ketiga kawan korban tidak mengetahui korban tenggelam karena sibuk dengan memindahkan pasir dari ponton ke perahu. Korban di ketahui tenggelam oleh salah satu rekannya Cece  bin Raswan (40) asal Desa Biyawak RT 06 RW 02 Kecamatan Jatitujuh Kabupaten Majalengka, disaat cece menengok kebelakang dan hanya melihat lambayan tangan korban. Ketiga kawan korban cece (40) asal Desa Biyawak RT 06 RW 02 Kecamatan Jatitujuh Kabupaten Majalengka, Wardana (40) asal Blok Senin RT 02 RW 02 Desa Panyingkiran Kecamatan Jatitujuh Kabupaten Majalengka, Waski Blok Bojong Seler Desa Randegan Wetan Kecamatan Jatitujuh Kabupaten Majalengka.

TIPIKOR MABES POLRI ”TAK PUNYA NYALI” BERANGUS PARA KORUPTOR DITUBUH PEMKAB SUMEDANG


Sumedang,PemRat-Dalam kurun waktu beberapa bulan terakhir ini, peran institusi Markas Besar Polri begitu melekat dihati masyarakat Kabupaten Sumedang. Pasalnya gerakan yamg dilakukan dalam menjalankan tugasnya memberangus para koruptor yang hinggap ditubuh pelaksana negera di Kabupaten Sumedang mendapat acungan jempol. Seperti halnya saat menangkap dan menjebloskan Sekda Sumedang “Atje Arifin Abdulah” beserta salah satu  stafnya yang terlibat dalam pengadaan lahan untuk pasar hewan Haur Gombong.
Namun kendati demikian, masyarakat Sumedang masih mempertanyakan kinerja dan peran Tipikor Mabes Polri dalam menggaruk para koruptor lainnya, untuk dijebloskan ke penjara mengikuti jejak sang Sekda. Seperti yang dilontarkan beberapa kalangan komunitas masyarakat hampir senada mengatakan, bahwa pemerintahan di Kabupaten Sumedang harus bebas dari para oknum pejabat Sontoloyo yang suka korup.

Selasa, 05 Februari 2013

TK Bhakti Pertiwi Situraja Ambruk, Dinas Terkait Buta dan Budek


Situraja,Perak
Sungguh luar biasa dan patut acungkan jempol melihat kenyataan yang ada, bahwa keberadaan bangunan sekolah Taman kanak-kanak Bhakti Pertiwi yang terletak di pusat Ibu Kota Kecamatan Situraja ambruk dan dibiarkan begitu saja. Padahal menurut catatan yang ada, bangunan TK tersebut sudah beberapa bulan ambruk akibat rapuhnya balok tiang penyangga yang sudah puluhan tahun dimakan usia.
Kini nasib anak-anak negeri mulai tersingkir seolah-olah terukir dalam reruntuhan balok kayu yang rapuh tertuliskan “ Kapan kami akan belajar dan bermain diantara dinding beton yang kokoh dihiasi beraneka ragam gambar serta arena bermain.” Jelas dan tak dapat dipungkiri, melihat fenomena itu sungguh sangat menyakitkan kita semua, karena mereka anak-anak penerus negeri ini dalam menempuh jenjang pendidikan harus kandas ditelan waktu yang sombong.

Ironis, Ferra Mosa 'Talent' Kota Tahu, Berlaga di KDI Star Wakili Babel


Sumedang, Perak
Ferra Mosa (19), nama yang bagi penikmat musik dangdut mungkin sudah tak asing lagi, karena kiprahnya didunia musik tersebut sudah tak usah diragukan. Kalau kita simak,  berderet eprestasi yang pernah dikantonginya dari sejak SD hingga even-even besar yang bergengsi, gelar juara sudah menjadi langganan bagi gadis cantik asal Tanjungkerta, Sumedang tersebut.
Semasa SMP, misalnya, ia berhasil menggondol juara ke-1 Festival Dangdut berturu turut dua kali di tahun 2008, kemudian tahun 2010 dalam Viva Dangdut Mania TPI, ia  masuk dalam dua besar, KDI Star hingga gerbang dan pada Tarung Dangdut MNC tahun 2011, ia berhasil raih Juara Pertama.
“Sebenarnya masih banyak lagi prestasi yang saya raih, seperti belum lama ini menjadi juara pertama dalam Festival Musik Dangdut yang diselenggarakan dalam rangka Milad Kota Bandung tahun 2012 lalu. Kalau waktu mengikuti KDI Star, tahun 2010 lalu, saya sedikit kecewa karena terpaksa harus berlaga mewakili Bangka Belitung, karena kurang dukungan SMS, saya terhenti di Gerbang,” ungkap Ferra dengan lemah, terlihat sedikit rasa kecewa yang tercermin dari riak mukanya selintas ketika wawancara eksklusif di salah satu Mall di Sumedang.

Pembangunan Poned Jatinunggal Asal-asalan

Sumedang, Perak

Tak ayal lagi, Kesehatan merupakan hal terpenting bagi semua mahluk hidup khususnya manusia, sulit untuk siap dalam tugas, peningkatan kinerja dan mencapai kebutuhan sempurna tanpa didukung oleh kesehatan yang baik, baik itu sehat lahir maupun batin. Kesehatan sangat berpengaruh pada konsentrasi kerja, artinya percepatan dan nilai kegiatan serta hasilnya tergantung dari energy pendukungnya, dan yang terpenting kesehatan bukan hanya hak orang kota saja, tapi juga hak setiap warga Negara diseluruh Indonesia, dari kota hingga pelosok pedesaan.
Oleh karena itu pemerintah pusat melalui tingkat propinsi maupun kabupaten/kota meluncurkan program peningkatan kesehatan melalui program peningkatan sarana dan prasarana kesehatan ditingkat kecamatan, dengan harapan dengan adanya pasilitas kesehatan yang letaknya tidak jauh dari ruang hidup masyarakat diharapkan adanya kemudahan bagi setiap warga Negara dalam menikmati haknya untuk menerima pemerataan pembangunan dan peningkatan kenyamanan dalam bernegara. PONED yang isinya pembangunan sebagai fasilitas kesehatan baru berupa pendirian gedung, sarana dan prasarana baru bagi puskesmas agar dapat dicapai peningkatan pelayanan yang lebih memadai.

PNS Kabupaten Purwakarta Terlantarkan Keluarga


Sumedang, Perak, 
Pelatihan atau DIKLAT memang membutuhkan dana dan biaya, apa lagi kegiatan tesebut dilaksanakan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang jaraknya cukup jauh dari Kabupaten Sumedang. Tapi yang menjadi pertanyaan di berbagai kalangan masyarakat, apakah diperbolehkan biaya tersebut menggunakan Dana Alokasi Desa (AD) ? , mengingat masih banyak perangkat desa yang membutukan dana tersebut untuk berbagai keperluan.
Beberapa waktu lalu, sebanyak Seratus Empat Puluh Tiga Kepala Desa pergi ke Daerah Istimewa Yogjakarta untuk melakukan Pelatihan atau Diklat dengan biaya dari ADD sebesar 2 Juta per-kepala desa. Kegitan tersebut menurut ketua Asosiasi Pemerintahan Desa  Seluruh Indonesia (APDESI) Kabupaten Sumedang, Didi S ketika di hubungi melalui telepon selularnya mangatakan, “Kegiatan tersebut dilaksanakan selama tiga hari dua malam. Pada intinya dimaksudkan untuk lebih meningkatkan keprofesionalan dalam membuat RPJMDES, “ungkapnya.

Para Kades ke DIY Comot Duit ADD, Diklat atau Pelesiran ?


Sumedang, Perak, 
Pelatihan atau DIKLAT memang membutuhkan dana dan biaya, apa lagi kegiatan tesebut dilaksanakan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang jaraknya cukup jauh dari Kabupaten Sumedang. Tapi yang menjadi pertanyaan di berbagai kalangan masyarakat, apakah diperbolehkan biaya tersebut menggunakan Dana Alokasi Desa (AD) ? , mengingat masih banyak perangkat desa yang membutukan dana tersebut untuk berbagai keperluan.
Beberapa waktu lalu, sebanyak Seratus Empat Puluh Tiga Kepala Desa pergi ke Daerah Istimewa Yogjakarta untuk melakukan Pelatihan atau Diklat dengan biaya dari ADD sebesar 2 Juta per-kepala desa. Kegitan tersebut menurut ketua Asosiasi Pemerintahan Desa  Seluruh Indonesia (APDESI) Kabupaten Sumedang, Didi S ketika di hubungi melalui telepon selularnya mangatakan, “Kegiatan tersebut dilaksanakan selama tiga hari dua malam. Pada intinya dimaksudkan untuk lebih meningkatkan keprofesionalan dalam membuat RPJMDES, “ungkapnya.

Tes Urine Narkoba Pejabat Sumedang


Sumedang, Perak,
Menurut  banyak orang yang sudah berpengalaman di bidang penetlarisir uriene atau air kencing,  Air Kelapa di yakini bisa menyulap alias menegatifkan  hasil positif  atau menetlarisir   hasil tes urine di labolatorium. Beberapa waktu lalu Badan Narkotika Nasional (BNN) melakukan tes urin  di instansi-instansi pemerintah Kabupaten Sumedang  dan ternyata hasil dari tes  urin dari ratusan pejabat Sumedang tersebut  ternyata hasilnya  sangat memuaskan yaitu, Negatif. Hal itu diperkuat oleh kepala BNN Jawa Barat. Seperti dilansir beberapa media, Sungguh hal tersebut merupakan suatu yang sangat istimewa dan luar biasa. Betapa hebatnya para pejabat Sumedang. Dan hal itu kita patut mengacungkan jempol kepada staf-stafnya Bupati  Don Murdono yang  tidak sampai bikin malu Sumedang  dengan tersandung kasus narkoba seperti  Kabupaten dan kota lain yang ada di Indonesia.

GURU WAJIB DITIRU, BUKANYA DITIPU


Kemarin lalu kembali Sumedang bergoyang tat kala ratusan guru yang tersebar dipelbagai daerah di Sumedang mendatangi gedung DPRD Kab. Sumedang. Dalam orasinya pasukan Umar Bakrie itu meminta hak-nya yang selama dalam kurun waktu 2 tahun terakhir ini terasa disumbat mulai dari tunjangan profesi hingga yang lainya.
Jelas dan tak ayal lagi, fenomena tersebut sangat memalukan kita semua. Apa sebab demikian, menurut keterangan yang dihimpun Koran ini, para guru sudah berasa kesal akibat managemen Pemda Sumedang khususnya pada Dinas Pendidikan seolah-olah tidak profesional dalam pelayanan terhadap para guru, sehingga haknya banyak yang dikebiri.