Translate

Minggu, 07 April 2013

PR Tata Kota Pemkab Sumedang, ‘Tenda Biru’, Noktah Italy of The East’


Sumedang PemRat-Dahulu kawasan kota Sumedang terkenal kota buludru merupakan objek wisata dengan pemandangan yang sangat menarik bahkan memiliki Sumedang “Italy of the East”. Hamparan jalan yang bebas sampah dan berkelok serta rindangnya pohon disisi jalan dengan udara sejuk segar mengundang suasana romantis. Itulah kota Sumedang “tempo doeloe” ibarat gadis belia nan cantik jelita ceria segar penuh pesona dengan daya tarik eksotis, namun kini gadis cantik itu tak mampu mempertahankan kecantikan serta daya tariknya sehingga panorama kota buludru kini tinggal kenangan, saat ini hanya didapati jalan penuh sesak dengan kemacetan, titik titik keindahan kota Sumedang seakan menjadi ajang perebutan arogansi kemakmuran dan peta pergulatan para pendulang uang dan pengais rezeki, menjamurnya “ tenda biru” sepanjang trotoar perlu penertiban yang bijak, haruskah kebutuhan hidup merenjggut kedamaian tanah yang indah ini. Fenomena berjejernya “tenda biru” sepanjang jalan di kabupaten Sumedang adalah lambang pergulatan manusia mencari rezeki guna mempertahankan hidup, namun tak disadari menjadi suatu permasalahan terkai ketertiban dan keindahan serta kenyamanan, bahkan di kawasan pasar Sandang
dan Tegalkalong, “tenda biru” itu menyita permukaan trotoar bahkan menyita badan jalan, menurut seorang pedagang awal pendirian “tenda biru” tak pernah ada larangan atau peringatan dari dinas terkait, namun secara tidak langsung melegalisasi keberadaannya melalui pungutan retribusi. “Tenda biru” hanya sebuah noktah kecil di segudang permasalahan lingkungan namun hal ini membuktikan ketidakberdayaan semua fihak. Fenomena “tenda biru” merupakan produk ketidak tegasan pihak terkait dalam penegakan peraturan. Pemkab Sumedang dituntut keseriusan guna mengatur, menata dan menertibkan para pedagang kaki lima. (Agn)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar