PR Tata Kota Pemkab Sumedang, ‘Tenda Biru’, Noktah Italy of The East’
Sumedang
PemRat-Dahulu
kawasan kota Sumedang terkenal kota buludru merupakan objek wisata dengan
pemandangan yang sangat menarik bahkan memiliki Sumedang “Italy of the East”.
Hamparan jalan yang bebas sampah dan berkelok serta rindangnya pohon disisi
jalan dengan udara sejuk segar mengundang suasana romantis. Itulah kota
Sumedang “tempo doeloe” ibarat gadis belia nan cantik jelita ceria segar penuh
pesona dengan daya tarik eksotis, namun kini gadis cantik itu tak mampu
mempertahankan kecantikan serta daya tariknya sehingga panorama kota buludru
kini tinggal kenangan, saat ini hanya didapati jalan penuh sesak dengan
kemacetan, titik titik keindahan kota Sumedang seakan menjadi ajang perebutan
arogansi kemakmuran dan peta pergulatan para pendulang uang dan pengais rezeki,
menjamurnya “ tenda biru” sepanjang trotoar perlu penertiban yang bijak,
haruskah kebutuhan hidup merenjggut kedamaian tanah yang indah ini. Fenomena
berjejernya “tenda biru” sepanjang jalan di kabupaten Sumedang adalah lambang
pergulatan manusia mencari rezeki guna mempertahankan hidup, namun tak disadari
menjadi suatu permasalahan terkai ketertiban dan keindahan serta kenyamanan,
bahkan di kawasan pasar Sandang dan Tegalkalong, “tenda biru” itu menyita
permukaan trotoar bahkan menyita badan jalan, menurut seorang pedagang awal
pendirian “tenda biru” tak pernah ada larangan atau peringatan dari dinas
terkait, namun secara tidak langsung melegalisasi keberadaannya melalui pungutan
retribusi. “Tenda biru” hanya sebuah noktah kecil di segudang permasalahan
lingkungan namun hal ini membuktikan ketidakberdayaan semua fihak. Fenomena
“tenda biru” merupakan produk ketidak tegasan pihak terkait dalam penegakan
peraturan. Pemkab Sumedang dituntut keseriusan guna mengatur, menata dan
menertibkan para pedagang kaki lima. (Agn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar