Sumedang,
Pemrat,- Kehidupan petani pada saat ini masih banyak
yang belum begitu beruntung di bandingkan dengan kebanyakan para tengkulak .
Keuntungan yang di dapatkan para petani sangat minim atau bahkan kadang mereka
mengalami kerugian akibat gagal panen. Hal tersebut di sebabkan oleh beberapa
faktor, diantaranya faktor Sumber daya manusia (SDM) para petani kemudian dalam
hal segi pemasaran. Pemerintah saat ini masih belum seutuhnya bisa memberikan
solusi serta menfasilitasi persoalan tersebut. Hal tersebut yang kadang membuat
para petani bukannya mendapatkan keuntungan dari hasil pertaniannya sesuai
dengan harapan melainkan kerugian yang di dapatnya.
Pada Tahun 2012 Pemerintah telah
mengucurkan dana bantuan untuk kelompok petani tebu di Desa Marongge Kabupaten
Sumedang berkisar Rp. 938.000.000. Semua
dana tersebut di serahkan langsung ke rekening kelompok petani Tebu,”ungkap
Kusman Kepala Bidang di dinas Hutbun saat di temui di ruang kerjannya baru
lalu. Untuk pembibitan lanjutnya di beli
dari daerah Subang sedangkan lahan untuk tanaman tebu luas areanya Limapuluh
hektar,”pungkasnya . Namun beberapa hal dikuatirkanoleh banyak fihak. Pasalnya
program dan dana yang begitu besar dari pemerintah tersebut akan membuat para
petani berspekulasi,antara untung dan rugi, apakah kelak ketika panen nantinya
para petani akan mendapatkan keuntungan yang layak dan berkesinambungan,
ataukah sebaliknya petani akan “buntung” alias merugi?
Seperti pengakuan Momo Ketua kelompok yang
mengaku di tulis “tonggong” menurutnya, dirinya sebelumnya tidak mengetahui
kalau akan ada bantuan dari pemerintah untuk pengembangan tanaman tebu bahkan
dirinya pada awalnya juga tidak tahu kalau bantuan itu berbentuk Bansos bukan
hibah dari pemerintah bahkan saya juga tidak tahu kalau saya di jadikan ketua
kelompok,padahal saya pribadi merasa keberatan untuk di jadikan ketua”tuturnya
“abdimah
teu apal nanaon terang- terang tos di jantenkeun ketua kelompok weh, padahal
abdimah saenyana teu sanggem, jeung ayen age sa enyana tos ngundurkeun diri,
ngan waktos nyuhunkeun berita acara pengunduran diri, saurnateh teu kudu da
moal nanaon”,
Salah satu yang membuat saya keberatan
untuk dijadikan ketua lanjut Momo karena dirinya sudah mempunyai usaha sendiri
yakni toko matrial, saya ingin fokus di usaha yang sedang saya geluti yang
kebetulan kalau memasuki waktu kemarau lagi laris-larisnya, jadi saya lebih
memilih berjualan di matrial nu geus puguh (yang sudah jelas, Red) dari pada
bertani tebu.”Pungkasnya
Mendengar pengakuan dari beberapa anggota kelompok
tersebut dan dari hasil investigasi yang di lakukan koran ini baru lalu, apakah
mungkin ke khawatiran tersebut akan terbukti?,
Pasalnya mereka seolah-olah masih takut untuk merugi, mengingat mereka
belum semuannya terbiasa dan terlatih dalam hal bertani tebu. Kemudian dalam
hal pemasaran apakah PT Rajawali sebagai pabrik gula (PG) yang disebut-sebut
sebagai rekanan Koptan tebu oleh Kusman dan H. Amim pejabat dari dinas HUTBUN
Sumedang akanmembantu dalam hal pemasaran, lantas akankah pihak pabrik gula
tersebut memberikan harga yang lebih
tinggi di bandingkan dengan pabrik-pabrik gula lainnya sehingga para petani
mendapat keuntungan sesuai harapan. Kalau harga yang di tawarkan oleh mereka
lebih rendah, alangkah lebih baiknya
jika tanaman tebu nya di jual saja ke pabrik gula yang memberikan
keuntungan ganda.Lalu dalam terkait hal tersebut siapa yang di untungkan, apa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar