Translate

Minggu, 07 April 2013

KOPTAN Tebu Desa Marongge Dapat Bantuan Ratusan Juta, Siapa Untung Siapa ‘Buntung’?


Sumedang, Pemrat,- Kehidupan petani pada saat ini masih banyak yang belum begitu beruntung di bandingkan dengan kebanyakan para tengkulak . Keuntungan yang di dapatkan para petani sangat minim atau bahkan kadang mereka mengalami kerugian akibat gagal panen. Hal tersebut di sebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya faktor Sumber daya manusia (SDM) para petani kemudian dalam hal segi pemasaran. Pemerintah saat ini masih belum seutuhnya bisa memberikan solusi serta menfasilitasi persoalan tersebut. Hal tersebut yang kadang membuat para petani bukannya mendapatkan keuntungan dari hasil pertaniannya sesuai dengan harapan melainkan kerugian yang di dapatnya.
Pada Tahun 2012 Pemerintah telah mengucurkan dana bantuan untuk kelompok petani tebu di Desa Marongge Kabupaten Sumedang  berkisar Rp. 938.000.000. Semua dana tersebut di serahkan langsung ke rekening kelompok petani Tebu,”ungkap Kusman Kepala Bidang di dinas Hutbun saat di temui di ruang kerjannya baru lalu.  Untuk pembibitan lanjutnya di beli dari daerah Subang sedangkan lahan untuk tanaman tebu luas areanya Limapuluh hektar,”pungkasnya . Namun beberapa hal dikuatirkanoleh banyak fihak. Pasalnya program dan dana yang begitu besar dari pemerintah tersebut akan membuat para petani berspekulasi,antara untung dan rugi, apakah kelak ketika panen nantinya para petani akan mendapatkan keuntungan yang layak dan berkesinambungan, ataukah sebaliknya petani akan “buntung” alias merugi?
Seperti pengakuan Momo Ketua kelompok yang mengaku di tulis “tonggong” menurutnya, dirinya sebelumnya tidak mengetahui kalau akan ada bantuan dari pemerintah untuk pengembangan tanaman tebu bahkan dirinya pada awalnya juga tidak tahu kalau bantuan itu berbentuk Bansos bukan hibah dari pemerintah bahkan saya juga tidak tahu kalau saya di jadikan ketua kelompok,padahal saya pribadi merasa keberatan untuk di jadikan ketua”tuturnya
“abdimah teu apal nanaon terang- terang tos di jantenkeun ketua kelompok weh, padahal abdimah saenyana teu sanggem, jeung ayen age sa enyana tos ngundurkeun diri, ngan waktos nyuhunkeun berita acara pengunduran diri, saurnateh teu kudu da moal nanaon”,
Salah satu yang membuat saya keberatan untuk dijadikan ketua lanjut Momo karena dirinya sudah mempunyai usaha sendiri yakni toko matrial, saya ingin fokus di usaha yang sedang saya geluti yang kebetulan kalau memasuki waktu kemarau lagi laris-larisnya, jadi saya lebih memilih berjualan di matrial nu geus puguh (yang sudah jelas, Red) dari pada bertani tebu.”Pungkasnya
Mendengar pengakuan dari beberapa anggota kelompok tersebut dan dari hasil investigasi yang di lakukan koran ini baru lalu, apakah mungkin ke khawatiran tersebut akan terbukti?,  Pasalnya mereka seolah-olah masih takut untuk merugi, mengingat mereka belum semuannya terbiasa dan terlatih dalam hal bertani tebu. Kemudian dalam hal pemasaran apakah PT Rajawali sebagai pabrik gula (PG) yang disebut-sebut sebagai rekanan Koptan tebu oleh Kusman dan H. Amim pejabat dari dinas HUTBUN Sumedang akanmembantu dalam hal pemasaran, lantas akankah pihak pabrik gula tersebut  memberikan harga yang lebih tinggi di bandingkan dengan pabrik-pabrik gula lainnya sehingga para petani mendapat keuntungan sesuai harapan. Kalau harga yang di tawarkan oleh mereka lebih rendah, alangkah lebih baiknya  jika tanaman tebu nya di jual saja ke pabrik gula yang memberikan keuntungan ganda.Lalu dalam terkait hal tersebut siapa yang di untungkan, apa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar