Translate

Minggu, 07 April 2013

KEMBALIKAN UANG KAMI UNTUK PROGRAM PRONA


Indramayu, Pembauran Rakyat-Masyarakat Penerima Sertifikat Tanah dari Program Nasional Agraria ( Prona ) Desa Terisi  Kecamatan Terisi Kabupaten Indramayu menuntut “Kalau memang Program Sertifikat ini Gartis , kami warga yang sudah terlanjur membayar mengharapkan uang itu harus segera dikembalikan, pengembalian uang itu tidak 100% semuanya juga tidak apa-apa, karena kami menyadari untuk memproses sertifikat ini tentu butuh biaya konsumsi dan transportasi petugas”, ujar salah seorang warga desa setempat. Program Prona tersebut memang rawan penyimpangan terutama menyangkut keuangan. Padahal, Program Prona sebenarnya g“Seperti yang kami dapatkan dari hasil investigasi kami di Desa Rajasinga, ternyata ada indikasi kuat adanya penyimpangan yang sangat signifikan menyangkut pembiayaan proses sertifikat masal tersebut", tandas warga yang enggan di sebutkan jatidirinya.

Dinkes Temukan Ribuan Kartu Jamkesmas Tidak Bertuan, RSUD Sumedang Siap Layani Pasien Miskin


Dr.H. Hilman, Dirut RSUD Sumedang
Sumedang, Pemrat-Kesehatan merupakan sesuatu yang  tidak bisa di ukur dengan materi,maka boleh di bilang kesehatan merupakan sesuatu yang “mahal” harganya. Terkait dengan kesehatan pemerintah sudah sejak lama menggulirkan program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas).
 Di Kabubaten Sumedang pemegang kartu jamkesmas jumlahnya mencapai Ribuan. Namun tidak semuanya bertuan alias bodong oleh sebab itu dinas kesehatan sudah melaporkan terkait hal tersebut kepada kementrian, ucap Kepala Dinas Kesehatan Retno Ernawati baru lalu.
Di temui di tempat terpisah direktur RSUD Kabupaten Sumedang H. Hilman mengatakan, memang betul pada akhir Maret 2013 kartu Jamkesmas lama sudah habis masa berlakunya dan akan di ganti dengan kartu jamkesmas yang baru yang berlaku mulai tanggal 1 April 2013.

Penerima Tunjangan Profesional Guru, Masyarakat Harus Ikut Mengawasi


Dede Subarna
Sumedang,Pemrat. Beberapa tahun lalu telah pemerintah telah mencanangkan sertifikasi bagi para pendidik dan hingga kini program tersebut masih bergulir, tujuannya untuk meningkatkan kualitas mutu pendidikan di Indonesia serta meningkatkan kesejahteraan bagi para pendidik kemudian untuk menentukan kelayakan guru sebagai agen pembelajaran,meningkatkan proses dan mutu pendidikan, meningkatkan martabat guru serta meningkatkan profesionalisme. Namun apakah tujuan pemerintah telah terwujud,setelah beberapa tahun telah bergulir dan apakah kesejahteran yang telah di berikan pemerintah kepada para pendidik yang telah di sertifikasi yang berarti para pendidik telah layak di sebut profesional sebagai agen pembelajaran?
Menurut Dede Subarna Kasie Mutendik dinas pendidikan Kabupaten Sumedang baru lalu mengatakan, mau tidak mau para pendidik harus mau danmampu mengikuti program sertifikasi dari pemerintah yang telah di canangkan sekitar tahun 2006 jika ingin di diakui sebagai pendidik yang profesional yang tujuannya membantu pemerintah demi untuk meningkatkan kualitas mutu pendidikan di Indonesia”ungkapnya

Anggaran Pemda Minim, O2SN Comot Duit BOS


Unep Hidayat, Kabid Dikdas
Sumedang, PemRat-Hampir rutin setiap Tahunnya kegiatan Olimpiade Olahraga Siswa (OOSN) di gelar. Termasuk di Kabupaten Sumedang. Namun kegiatan yang mengeluarkan biaya alias harus merogoh kocek yang begitu besar kurang begitu ‘berkualitas’. Besaran uang yang diambil dari Dana Bantuan Oprasional Sekolah (BOS) untuk kegiatanOOSN per-siswanya berfariatif, mulai dari Rp 7.500 hingga 15.000 atau bahkan mungkin lebih. Seperti di akui kepala Sekolah yang namanya enggan di korankan di wilayah Sumedang Selatan yang membenarkan bahwa sekolahnya mengeluarkan dana untuk iuran OOSN sebesa 15 Ribu per-siswa,”ungkapnya.
Ditambahkannya hal itu dilakukan karena minimnya dana bantuan dari Pemerintah Kabupaten Sumedang untuk membiayai kegiatan tersebut. Menurut info yang di himpun koran ini bantuan dana dari Pemerintah Daerah (PEMDA) Sumedang sendiri sekitar 600 Juta. Untuk memenuhi kekurangan biaya kegiatan tersebut ,pihak sekolah mengambil dana dari duit BOS. Ribuan siswa yang bersekolah di kabupaten sumedang harus menanggung biaya bembayaran untuk kegiatan tersebut lewat dana BOS,

Bantuan Sapi di Desa Karedok Diduga Hilang di Kandang, Dinas Peterpan ‘Cucitangan’


Sumedang,PemRat. Lagi lagi bantuan dari pemerintah yang diduga tidak di manfaatkan dengan semaksimal mungkin, oleh oknum kelompok yang mendapatkan bantuan sapi. Di diduga sapi hasil bantuan dari pemerintah tersebut seakan tidak jelas keberlanjutannya bagaikan ditelan bumi. Sekitar Tahun 2008 Desa Karedok Kecamatan Jatigede memperoleh bantuan untuk kelompok, berupa Sapi sebanyak Enam ekor. Namun seiring dengan berjalannya waktu, bantuan dari pemerintah ke kelompok tersebut seolah jalan di tempat alias kurang berkembang dan diduga sebagian sapi ada yang hilang. Menurut sumber koran ini yang namanya enggan di korankan mengatakan bahwa bantuan Enam ekor sapi tersebut beranggotakan sekitar Enam puluh orang, jadi satu sapi untuk Sepuluh orang. “ baheula nu di jadikeun kandang sapi sala sahijina di tempat abdi, ngan ayeuna teuing saha nu ngingu sapi jeung nu ngurusna”,ujarnya.Di tempat terpisah kepala dinas Peternakan dan Perikan (Peterpan) Kabupaten Sumedang Ade Guntara kepada koran ini mengatakan, memang saya akui bahwa bantuan dari pemerintah kepada kelompok terkadang tidak di maksimalkan dengan baik oleh oknum kelompok tersebut, makanya saya meminta bantuan informasi kepada seluruh elemen masyarakat, walau sekecil apapun informasinya terutama terkait kelompok yang telah memperoleh bantuan ternak supaya kami dari pihak dinas bisa langsung terjun ke lokasi, karena masyarakat dalam hal pengawasan lebih leluasa untuk mengawasi, sedangkan dari dinas memang masih terbatas petugasnya,”terangnya

KOPTAN Tebu Desa Marongge Dapat Bantuan Ratusan Juta, Siapa Untung Siapa ‘Buntung’?


Sumedang, Pemrat,- Kehidupan petani pada saat ini masih banyak yang belum begitu beruntung di bandingkan dengan kebanyakan para tengkulak . Keuntungan yang di dapatkan para petani sangat minim atau bahkan kadang mereka mengalami kerugian akibat gagal panen. Hal tersebut di sebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya faktor Sumber daya manusia (SDM) para petani kemudian dalam hal segi pemasaran. Pemerintah saat ini masih belum seutuhnya bisa memberikan solusi serta menfasilitasi persoalan tersebut. Hal tersebut yang kadang membuat para petani bukannya mendapatkan keuntungan dari hasil pertaniannya sesuai dengan harapan melainkan kerugian yang di dapatnya.

Don Hengkang Endang Datang, Masyarakat Tunggu Realisasi Janji Hes-Hade


H. Endang Sukandar
Sumedang, PemRat,- Peraturan yang tidak memperbolehkannya pemimpin seperti Bupati menjabat Tiga priode berturut-turut membuat Bupati Sumedang Don Murdono harus rela hengkang dari ‘kursi’ kebesarannya sebagai seorang Bupati karena  sudah menjabat Dua priode memimpin . Sekitar bulan Juni -Juli 2013 Bupati Sumedang Don Murdono harus hengkang dari kursi jabatan Bupati karena masa jabatannya habis. Pada tanggal 4 Maret 2013 Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumedang menetapkanpasangan H. Endang Sukandar H. Ade Irawan (HES HADE) sebagai pemenang dalam kancah pemilihan kepala daerah yang diselenggarakan pada tanggal 24/2/2013 baru lalu. Mereka mengungguli Tujuh calon Bupati dan Wakil bupati dengan keunggulan mencapai mencapai 37 persen lebih. Dengan demikian pemilukada di Kabupaten Sumedang di laksanakan hanya dalam satu putaran saja.
Melihat hasil keputusan KPU kemenangan pasangan HES- HADE yang mencapai 37 persen lebih, merupakan salahsatu bukti betapa mayoritas penduduk Sumedang  telah mendukung dan memilih serta mempercayakan tampu kepimimpinan Bupati  dan wakil Bupati Sumedang kepada pasangan tersebut sangat tinggi, mengingat ada Tujuh cabub dan wabup yang gugur dan tersingkir dalam kancah pemilukada tersebut. Masyarakat yang melaksanakan hak pilihnya mencapai 78 persen sedang sekitar 22 persennya GOLPUT.

PR Tata Kota Pemkab Sumedang, ‘Tenda Biru’, Noktah Italy of The East’


Sumedang PemRat-Dahulu kawasan kota Sumedang terkenal kota buludru merupakan objek wisata dengan pemandangan yang sangat menarik bahkan memiliki Sumedang “Italy of the East”. Hamparan jalan yang bebas sampah dan berkelok serta rindangnya pohon disisi jalan dengan udara sejuk segar mengundang suasana romantis. Itulah kota Sumedang “tempo doeloe” ibarat gadis belia nan cantik jelita ceria segar penuh pesona dengan daya tarik eksotis, namun kini gadis cantik itu tak mampu mempertahankan kecantikan serta daya tariknya sehingga panorama kota buludru kini tinggal kenangan, saat ini hanya didapati jalan penuh sesak dengan kemacetan, titik titik keindahan kota Sumedang seakan menjadi ajang perebutan arogansi kemakmuran dan peta pergulatan para pendulang uang dan pengais rezeki, menjamurnya “ tenda biru” sepanjang trotoar perlu penertiban yang bijak, haruskah kebutuhan hidup merenjggut kedamaian tanah yang indah ini. Fenomena berjejernya “tenda biru” sepanjang jalan di kabupaten Sumedang adalah lambang pergulatan manusia mencari rezeki guna mempertahankan hidup, namun tak disadari menjadi suatu permasalahan terkai ketertiban dan keindahan serta kenyamanan, bahkan di kawasan pasar Sandang

Subsidi BBM, “Plat Merah” dan “Muka Merah”


Nakal, Plat Merah ngotot antri BBM Bersubsidi
SumedangPemRat-Kebijakan pemerintah terkait subsidi BBM (premium) yang tertuang dalam Peraturan Menteri No 12 tahun 2012 tentang pembatasan BBM serta di tindaklanjuti oleh Peraturan Menteri ESDM No 1 tahun 2013 tentang Larangan penggunaan BBM bersubsidi oleh kendaraan dinas yang telah diberlakukan sejak 1 Februari 2013 masih perlu dikaji kesiapan berbagai pihak. Pemerintah dalam meluncurkan kebijakan tentu memiliki tujuan strtegis, berpihak kepada masyarakat serta regulasi APBN. Namun kebijakan yang memiliki batasan serta kelompok penerima kebijakan perlu di sosialisasikan dengan matang serta berkesinambungan selain menuntut kesadaran masyarakat,