Translate

Selasa, 12 Februari 2013

Pencapaian Target ‘Dayeuh Luhur’ Lamban


Sumedang,PemRat-Kelengkapan kebutuhan sarana dan prasarana oprasional kantor kecamatan dalam standar minimal dari kepatutan perjalanan pemerintahan, dimana kecamatan adalah pusat pemerintahan dari desa-desa penyokongnya. Artinya jangan sampai terjadi kualitas daya dukung kecamatan tidak lebih baik dari desa. Sementara teriakan dan pengajuan terus dilakukan, namun realisasi tak kunjung tiba, tak ayal lagi hal ini akan membuat masyarakat bosan dan putus asa, sehingga dari semangat besar yang timbul justru rasa ketidak percayaan yang timbul akibat kurang cepat tanggapnya pemerintah.
Kecamatan ganeas sudah berdiri sejak beberapa tahun kebelakang, namun hingga saat ini alun-alun kecamatan sebagai sarana pelengkap dasar pemerintah belum punya, dimana biasanya diruang inilah event-event kegiatan terutama yang melibatkan masyarakat, mulai dari kegiatan upacara hingga pentas seni dilakukan disini, mulai dari bisnis dan hiburan terjadi diarea ini, dan dialun-alun juga biasanya menjadi simbul atau ciri dari kecamatan dan desa-desa penyokongnya, dan hampir bisa dipastikan antara kecamatan-kecamatan yang ada selalu berbeda bentuk budaya atau kebiasaan masyarakatnya.

Tragedi Waduk Jatigede, BARA API DIAMBANG BATAS AKHIR


Sumedang, PemRat-Sebagian besar masyarakat Indonesia saat ini mulai dihinggapi mosi tidak percaya dan meragukan pada kinerja pemerintah. Mosi ini lahir berangkat dengan berulang kali masyarakat merasa dibodohi oleh janji-janji politik yang diumbar para politisi dan buruknya kinerja pemerintah. Sehingga suara suara sumbang selalu terdengar apabila rencana disosialisasikan, ironis. Tak ayal lagi kadang terjadi perlawanan dan lontaran-lontaran pernyataan pedas dari rakyat pada siapapun wakil pemerintah yang ada didepan, juga pada wakil rakyat, apalagi pada mereka yang biasa mencla mencle alias plinplan dan tidak konsekuen pada komitment, menyedihkan, mau jadi apa Negara ini, kalau rakyat terus disakiti.

Tragisnya Nasib “Sobari” Meregang nyawa di Tambang Pasir


Majalengka, PemRat-Sabtu, 02 Februari 2013. Sekitar pukul 16.30 WIB Penambang pasir Sobari bin Hada (42) asal Blok Sabtu RT 06 RW 02 Desa Panyingkiran Kecamatan Jatitujuh Kabupaten Majalengka. Sobari bekerja dengan ke tiga rekannya menyedot pasir dengan perahu ponton di Sungai Cimanuk Blok Kuda Mati Desa Sukawana Kecamatan Kertajati Kabupaten Majalengka.
Korban yang berada di belakang perahu ponton yang sedang menyedot pasir tiba-tiba terpeleset dan tenggelam, ketiga kawan korban tidak mengetahui korban tenggelam karena sibuk dengan memindahkan pasir dari ponton ke perahu. Korban di ketahui tenggelam oleh salah satu rekannya Cece  bin Raswan (40) asal Desa Biyawak RT 06 RW 02 Kecamatan Jatitujuh Kabupaten Majalengka, disaat cece menengok kebelakang dan hanya melihat lambayan tangan korban. Ketiga kawan korban cece (40) asal Desa Biyawak RT 06 RW 02 Kecamatan Jatitujuh Kabupaten Majalengka, Wardana (40) asal Blok Senin RT 02 RW 02 Desa Panyingkiran Kecamatan Jatitujuh Kabupaten Majalengka, Waski Blok Bojong Seler Desa Randegan Wetan Kecamatan Jatitujuh Kabupaten Majalengka.

TIPIKOR MABES POLRI ”TAK PUNYA NYALI” BERANGUS PARA KORUPTOR DITUBUH PEMKAB SUMEDANG


Sumedang,PemRat-Dalam kurun waktu beberapa bulan terakhir ini, peran institusi Markas Besar Polri begitu melekat dihati masyarakat Kabupaten Sumedang. Pasalnya gerakan yamg dilakukan dalam menjalankan tugasnya memberangus para koruptor yang hinggap ditubuh pelaksana negera di Kabupaten Sumedang mendapat acungan jempol. Seperti halnya saat menangkap dan menjebloskan Sekda Sumedang “Atje Arifin Abdulah” beserta salah satu  stafnya yang terlibat dalam pengadaan lahan untuk pasar hewan Haur Gombong.
Namun kendati demikian, masyarakat Sumedang masih mempertanyakan kinerja dan peran Tipikor Mabes Polri dalam menggaruk para koruptor lainnya, untuk dijebloskan ke penjara mengikuti jejak sang Sekda. Seperti yang dilontarkan beberapa kalangan komunitas masyarakat hampir senada mengatakan, bahwa pemerintahan di Kabupaten Sumedang harus bebas dari para oknum pejabat Sontoloyo yang suka korup.

Selasa, 05 Februari 2013

TK Bhakti Pertiwi Situraja Ambruk, Dinas Terkait Buta dan Budek


Situraja,Perak
Sungguh luar biasa dan patut acungkan jempol melihat kenyataan yang ada, bahwa keberadaan bangunan sekolah Taman kanak-kanak Bhakti Pertiwi yang terletak di pusat Ibu Kota Kecamatan Situraja ambruk dan dibiarkan begitu saja. Padahal menurut catatan yang ada, bangunan TK tersebut sudah beberapa bulan ambruk akibat rapuhnya balok tiang penyangga yang sudah puluhan tahun dimakan usia.
Kini nasib anak-anak negeri mulai tersingkir seolah-olah terukir dalam reruntuhan balok kayu yang rapuh tertuliskan “ Kapan kami akan belajar dan bermain diantara dinding beton yang kokoh dihiasi beraneka ragam gambar serta arena bermain.” Jelas dan tak dapat dipungkiri, melihat fenomena itu sungguh sangat menyakitkan kita semua, karena mereka anak-anak penerus negeri ini dalam menempuh jenjang pendidikan harus kandas ditelan waktu yang sombong.

Ironis, Ferra Mosa 'Talent' Kota Tahu, Berlaga di KDI Star Wakili Babel


Sumedang, Perak
Ferra Mosa (19), nama yang bagi penikmat musik dangdut mungkin sudah tak asing lagi, karena kiprahnya didunia musik tersebut sudah tak usah diragukan. Kalau kita simak,  berderet eprestasi yang pernah dikantonginya dari sejak SD hingga even-even besar yang bergengsi, gelar juara sudah menjadi langganan bagi gadis cantik asal Tanjungkerta, Sumedang tersebut.
Semasa SMP, misalnya, ia berhasil menggondol juara ke-1 Festival Dangdut berturu turut dua kali di tahun 2008, kemudian tahun 2010 dalam Viva Dangdut Mania TPI, ia  masuk dalam dua besar, KDI Star hingga gerbang dan pada Tarung Dangdut MNC tahun 2011, ia berhasil raih Juara Pertama.
“Sebenarnya masih banyak lagi prestasi yang saya raih, seperti belum lama ini menjadi juara pertama dalam Festival Musik Dangdut yang diselenggarakan dalam rangka Milad Kota Bandung tahun 2012 lalu. Kalau waktu mengikuti KDI Star, tahun 2010 lalu, saya sedikit kecewa karena terpaksa harus berlaga mewakili Bangka Belitung, karena kurang dukungan SMS, saya terhenti di Gerbang,” ungkap Ferra dengan lemah, terlihat sedikit rasa kecewa yang tercermin dari riak mukanya selintas ketika wawancara eksklusif di salah satu Mall di Sumedang.

Pembangunan Poned Jatinunggal Asal-asalan

Sumedang, Perak

Tak ayal lagi, Kesehatan merupakan hal terpenting bagi semua mahluk hidup khususnya manusia, sulit untuk siap dalam tugas, peningkatan kinerja dan mencapai kebutuhan sempurna tanpa didukung oleh kesehatan yang baik, baik itu sehat lahir maupun batin. Kesehatan sangat berpengaruh pada konsentrasi kerja, artinya percepatan dan nilai kegiatan serta hasilnya tergantung dari energy pendukungnya, dan yang terpenting kesehatan bukan hanya hak orang kota saja, tapi juga hak setiap warga Negara diseluruh Indonesia, dari kota hingga pelosok pedesaan.
Oleh karena itu pemerintah pusat melalui tingkat propinsi maupun kabupaten/kota meluncurkan program peningkatan kesehatan melalui program peningkatan sarana dan prasarana kesehatan ditingkat kecamatan, dengan harapan dengan adanya pasilitas kesehatan yang letaknya tidak jauh dari ruang hidup masyarakat diharapkan adanya kemudahan bagi setiap warga Negara dalam menikmati haknya untuk menerima pemerataan pembangunan dan peningkatan kenyamanan dalam bernegara. PONED yang isinya pembangunan sebagai fasilitas kesehatan baru berupa pendirian gedung, sarana dan prasarana baru bagi puskesmas agar dapat dicapai peningkatan pelayanan yang lebih memadai.

PNS Kabupaten Purwakarta Terlantarkan Keluarga


Sumedang, Perak, 
Pelatihan atau DIKLAT memang membutuhkan dana dan biaya, apa lagi kegiatan tesebut dilaksanakan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang jaraknya cukup jauh dari Kabupaten Sumedang. Tapi yang menjadi pertanyaan di berbagai kalangan masyarakat, apakah diperbolehkan biaya tersebut menggunakan Dana Alokasi Desa (AD) ? , mengingat masih banyak perangkat desa yang membutukan dana tersebut untuk berbagai keperluan.
Beberapa waktu lalu, sebanyak Seratus Empat Puluh Tiga Kepala Desa pergi ke Daerah Istimewa Yogjakarta untuk melakukan Pelatihan atau Diklat dengan biaya dari ADD sebesar 2 Juta per-kepala desa. Kegitan tersebut menurut ketua Asosiasi Pemerintahan Desa  Seluruh Indonesia (APDESI) Kabupaten Sumedang, Didi S ketika di hubungi melalui telepon selularnya mangatakan, “Kegiatan tersebut dilaksanakan selama tiga hari dua malam. Pada intinya dimaksudkan untuk lebih meningkatkan keprofesionalan dalam membuat RPJMDES, “ungkapnya.

Para Kades ke DIY Comot Duit ADD, Diklat atau Pelesiran ?


Sumedang, Perak, 
Pelatihan atau DIKLAT memang membutuhkan dana dan biaya, apa lagi kegiatan tesebut dilaksanakan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang jaraknya cukup jauh dari Kabupaten Sumedang. Tapi yang menjadi pertanyaan di berbagai kalangan masyarakat, apakah diperbolehkan biaya tersebut menggunakan Dana Alokasi Desa (AD) ? , mengingat masih banyak perangkat desa yang membutukan dana tersebut untuk berbagai keperluan.
Beberapa waktu lalu, sebanyak Seratus Empat Puluh Tiga Kepala Desa pergi ke Daerah Istimewa Yogjakarta untuk melakukan Pelatihan atau Diklat dengan biaya dari ADD sebesar 2 Juta per-kepala desa. Kegitan tersebut menurut ketua Asosiasi Pemerintahan Desa  Seluruh Indonesia (APDESI) Kabupaten Sumedang, Didi S ketika di hubungi melalui telepon selularnya mangatakan, “Kegiatan tersebut dilaksanakan selama tiga hari dua malam. Pada intinya dimaksudkan untuk lebih meningkatkan keprofesionalan dalam membuat RPJMDES, “ungkapnya.

Tes Urine Narkoba Pejabat Sumedang


Sumedang, Perak,
Menurut  banyak orang yang sudah berpengalaman di bidang penetlarisir uriene atau air kencing,  Air Kelapa di yakini bisa menyulap alias menegatifkan  hasil positif  atau menetlarisir   hasil tes urine di labolatorium. Beberapa waktu lalu Badan Narkotika Nasional (BNN) melakukan tes urin  di instansi-instansi pemerintah Kabupaten Sumedang  dan ternyata hasil dari tes  urin dari ratusan pejabat Sumedang tersebut  ternyata hasilnya  sangat memuaskan yaitu, Negatif. Hal itu diperkuat oleh kepala BNN Jawa Barat. Seperti dilansir beberapa media, Sungguh hal tersebut merupakan suatu yang sangat istimewa dan luar biasa. Betapa hebatnya para pejabat Sumedang. Dan hal itu kita patut mengacungkan jempol kepada staf-stafnya Bupati  Don Murdono yang  tidak sampai bikin malu Sumedang  dengan tersandung kasus narkoba seperti  Kabupaten dan kota lain yang ada di Indonesia.

GURU WAJIB DITIRU, BUKANYA DITIPU


Kemarin lalu kembali Sumedang bergoyang tat kala ratusan guru yang tersebar dipelbagai daerah di Sumedang mendatangi gedung DPRD Kab. Sumedang. Dalam orasinya pasukan Umar Bakrie itu meminta hak-nya yang selama dalam kurun waktu 2 tahun terakhir ini terasa disumbat mulai dari tunjangan profesi hingga yang lainya.
Jelas dan tak ayal lagi, fenomena tersebut sangat memalukan kita semua. Apa sebab demikian, menurut keterangan yang dihimpun Koran ini, para guru sudah berasa kesal akibat managemen Pemda Sumedang khususnya pada Dinas Pendidikan seolah-olah tidak profesional dalam pelayanan terhadap para guru, sehingga haknya banyak yang dikebiri.